Legenda Gunung Batok

Gunung Batok terletak dalam kawasan Taman Nasional bbromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Taman Nasional itu berada apada ketinggian 750-3.676 meter dari permukaan laut. Persisnya, Gunung Batok terletak di sebelah Gunung Bromo.

Pada zaman dahulu kala, di wilayah Jawa Timur, tinggalah beberapa penduduk dari Kerajaan Majapahit. Suatu hari, lahirlah seorang bayi perempuan yang cantik jelita. Bayi tersebut dipercaya sebagai titisan dewi. Bayi perempuan itu tenang dan tidak pernah menangis. Ia diberi nama, Rara Anteng
yang berartii anak perempuan yang tenang. Pada saat bersamaan , istri dari seorang pendeta melahirkan bayi laki-laki tampan, kuat, tangisannyya kencang. Ia diberi nama Jaka Seger.
Dengan berjalannya waktu, Rara Anteng bertambah dewasa dan sangat cantik demikian pula Jaka Seger tuumbuh menjadi seorang pemuda tampan dan gagah perkasa. Mereka salin bertemu dan saling menaruh hati. Namun banyak lelaki yang terpikat dengan kecantikan Rara Anteng. Begitu pula Jaka Seger menjadi pria idaman dari setiap gadis. Namun cinta keduanya tidak pernah goyah oleh godaan.
Pada suatu hari, mereka dikejutkan dengan kedatangan seorrang perampok sakti dan bengis ingin meminang Rara Anteng.
Melihat kebengisan perampok itu Rara Anteng menjadi gentar, ia tidak berani menolak pinangan itu. Oleh karenanya, ia menolak dengan cara halus.
Rara Anteng pun mengajukan persyaratan kepada permpok itu supaya membuatkan sebuah lautan yang terletak di puncak gunung bromo dan harus selesai dalam satu malam.
Tak disangka, perampok itu langsung menyanggupi permintaan Rara Anteng.
Seketika itu Rara Antang terkejut mendengar kesanggupan perampok itu, ia khawatir kalau perompak itu benar-benar dapat mewujudkan keinginannya.
Perampok sakti itu pun segera meninggalkan Rara Anteng, lalu ia mencari tanah datar di puncak Gunung Bromo. Setelah mendapat tanah datar , ia segera duduk bersilah dan tangannya menengadah keatas untuk meminta bantuna kepada makhluk halus penghuni Gunung Bromo. Pada saat hari mulai gelap, perampok sakti itu berubah wujud menjadi raksasa yang menakutkan.
Saat itu pula, ia segera mengeruk tanah datar itu dengan sebuah tempurung kelapa. Sebelum fajar menyingsing dan sebelum ayam jantan berkokok, lautan itu hamper jadi.
Melihat si perampok itu hamper menyelesaikan pekerjaan membuat lautan di tengah malam, Rara Anteng sangat ketakutan. Lalu ia memanggil para Biyung Emban untuk bertindak.
Diceritakan, bahwa sehari sebelumnya para Emban telah mempersiapkan tumpukan besar daun ilalang kering disebelah timur Gunung Bromo dan beberapa lesung serta antan.
Dengan cepat tumpukan ilalang kering menyala besar, sehingga tampak dari kejauhan seolah-olah fajar telah menyingsing. Juga terdengar bunyi lesung bertalu-talu dan ayam jantang berkokok bersahut-sahutan.
Perampok tersebut sangat marah, ia merasa diperdaya oleh Rara Anteng.
Ia pun melemparkan tempurung kelapa dari tangannya dan segera meninggalkan lautan yang belum jadi itu. Ajaibnya tempurung kelapa itu melayang beberapa saat dan jatuh tengkurap. Perlahan-lahan tempurung itu membesar dan menjelma menjadi sebuah gunung. Karena berasal dari batok, maka gunung itu dinamakan Gunung Batok.
Setelah itu mereka membangun tempat tinggal di sebuah desa yang aman dan damai. Desa itu dinamai Tengger. “Teng” diambil dari nama Rara Anteng dan “Ger” diambil dari nama jaka Seger.

No comments:

Post a Comment