a. Tupai delapan memakan duku,
duku dimakan bersama-bersama.
wahai kawan dengarkan aku,
ayo kawan berpantun bersama.
b. Duku dimakan bersama-sama,
jatuh ketanah dimakan merpati.
boleh juga berpantun bersama,
karena pantun menghibur hati.
c. Pantun
sukacita
Hitam-hitam si buah maggis,
Biar hitam manis rasanya.
Cup-cup jangan menangis,
Ini kakak membawa srikaya.
d. Pantun
dukacita
Jalan-jalan ke kota Panda,
Lihat itik berlari-lari.
Istri mati pacar melarikan diri,
Kini aku tinggal sendiri.
e. Pantun
berkenalan
Dari tadi lari kesana,
Lari-lari mengejar jamu.
Wahai adik hendak keman,
Bolehkah abang ikut bersamamu.
f. Pantun
berkasih-kasihan
Aku terkenang sebuah lagu,
Lagu indah syair tenama.
Kalau cinta janganlah ragu,
Hidup dan mati kita bersama.
g. Pantun
perpisahan
Bili motor buatan jepang,
Motor dibawa keliling bali.
Jangan bimbang adikku saying,
Abang pasti akan kembali.
h. Pantun
beribah hati
Harum sungguh bunga melati,
Kembang setangkai diwaktu pagi.
Hancur sungguh rasa di hati,
Sedang berkasih ditinggal pergi.
i. Pantun
dagang
Ayam jantan si ayam jalak,
Jaguh si jantan nama diberi.
Rezeki tidak saya tolak,
Musuh tidak saya cari.
j. Pantun
adat
Bukan lebah sembarang lebah,
Lebah bersarang di buku buluh.
Bukan sembah sembarang sembah,
Sembah bersarang jari sepuluh.
k. Pantun
nasihat
Pagi-pagi mengail sepat,
Kalau tenggelam jatuh ke pamah.
Sepandai-pandai tupai melompat,
Adakalanya jatuh ke tanah.
l. Pantun
agama
Pergi ke took membeli obat,
Obat diminum di dalam rumah.
Dunia akhirat tak kan selamat,
Jika kamu tidak ibadah.
m. Pantun
budi
Pulau pandan jauh ke tengah,
Gunung Daik bercabang tiga.
Hancur badan dikandung tanah,
Budi baik dikenang juga.
n. Pantun
kepahlawanan
Ibu tani membawa nampan,
Nampan dibawa diisi roti.
Ayo kawan ingat pahlawan,
Jasa pahlawan sungguh berarti.
o. Pantun
teka-teki
Kalu pagi membawa baki,
Kalau malam membawa obor.
Yang mengejar tidak berkaki,
Yang dikejar tidak berekor.
p. Pantun
jenaka
Pergi kepasar membeli bebek,
Jangan lupa membeli kacu.
Terpingkal-pingkal tawa si kakek,
Melihat nenek memakai gincu.
q. Pantun
perjuangan
Jakarta kotanya permai,
Banyak orang bersuka-sukaan.
Bangsa Indonesia cinta damai,
Tetapi lebih cinta pada
kemerdekaan.
r. Pantun
propaganda
Matahari sinarnya terik,
Berbahaya tajam menyilaukan mata.
Kalau ingin hadiah yang menariik,
Jangan lupa pilihlah dia.
No comments:
Post a Comment