Legenda Pantai Slamaran

Pantai Slamaran terletak di sebelah Timur Pantai Pasir Kencana, Kota Pekalongan. Pantai ini dibatasi oleh muara Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP). Pantai ini dapat dicapai lewat muara pelabuhan dengan perahu ataupun lewat jalur darat dengan menggunakan bus atau mobil pribadi.

Konon, di suatu tempat di kota Pekalongan hiduplah seorang putri yang cantik jelita. Dewi Rara kuning namanya.

Dalam kehidupannya Dewi Rara kuning mengalami penderitaan yang sangat berat,
sebab dalam usia muda ia sudah menjadi janda. Suaminya meninggal tak lama setelah melangsungkan pernikahan dengannya. Maka dari itu Dewi Lara Kuning kemudian terkenal dengan sebutan Dewi Lanjar (Lanjar adalah sebutan bagi seorang perempuan yang bercerai dengan suaminya dalam usia muda dan belum mempunyai anak).

Sejak ditinggalkan suaminya hidup Dewi lanjar selalu sedih dan merana memikirkan nasib hidupnya. Tapi lama kelamaan hal itu hanya membuat Dewi Lanjar merasa rugi. Akhirnya ia putuskan untuk pergi meninggalkan halamannya.

Lama dalam perjalanan dan sampailah Dewi Lanjar di sebuah sungai yaitu sungai Opak. Di sana ia bertemu dengan Raja Mataram bersama Mahapatih Singaranu yang sedang bertapa mengapung di atas air sungai. Dewi Lanjar akhirnya merperkenalkan diri dan memceritakan kisah hidupnya kepada mereka berdua. Panembahan Senopati dan Mahapati Singaranu yang mendengar cerita tersebut menjadi terharu dan merasa kasihan.

“Wahai Dewi Lanjar, aku sangat terharu mendengar kisah hidupmu. Diusia yang begitu muda engkau telah demikian merana. Aku tidak menyalahkanmu jika kau tidak mau lagi menikah, karena sesungguhnya sakit hatimu karena kegagalan pernikahan. Dewi lanjar, jika kau bersedia, aku menasehatimu agar engkau bertapa di Pantai Selatan serta menghadap Kanjeng ratu kidul. Niscaya kau dapat menjadi anak buahnya, sehingga kau dapat mengabdi kepadanya. Sehingga engkau tidak lagi menjalani hidupmu sebatang kara,” tutur Penambahan Senopati.

Dewi lanjar pun berterima kasih atas nasehat dari Panembahan Senopati. Setelah beberapa saat lamanya, mereka berpisah serta melanjutkan perjalanan masing-masing, Panembahan Senopati beserta patihnya melanjutkan bertapa menyusuri sungai Opak sedangkan Dewi Lanjar pergi ke arah Pantai Selatan untuk menghadap Ratu Kidul.

Sesampainya di Pantai selatan, Dewi Lanjar segera mencari tempat yang baik untuk bertapa. Karena ketekunan dan kenyakinan akan nasehat dari Raja Mataram itu akhirnya Dewi lanjar dapat moksa (hilang) dan bertemu dengan Ratu kidul. Dalam pertemuaan itu Dewi Lanjar memohon untuk dapat menjadi anak buahnya.

“Wahai Kanjeng Ratu kidul, hamba Dewi Lanjar. Perkenankanlah hamba untuk menjadi anak buah kanjeng Ratu, hamba akan mengabdi kepada  Kanjeng Ratu dan melakukan segala perintah Kanjeng Ratu Kidul,” kata Dewi Lanjar.

“Baiklah Dewi Lanjar, aku dapt melihat kesungguhan hatimu untuk mengabdi kepadu. Kalau begitu, ku angkat kau menjadi anak buahku,” jawab Ratu Kidul. Sejak itu, Dewi Lanjar menjadi anak buah Ratu Kidul. Ratu kidul sering memberikan bimbingan kepada Dewi Lanjar. Sering pula Dewi Lanjar diberi tugas oleh Ratu Kidul, semua tugas selalu dilaksanakan dengan baik oleh dewi Lanjar. Pada suatu hari Dewi Lanjar dipanggil Kanjeng Ratu Kidul. Ia akan diberi tugas yang penting.

“Dewi Lanjar, kuperintahkan kau bersama para jin untuk mengganggu dan mencegah Raden Bahu Rekso yang sedang membuka hutan Gambiren,” perintah Ratu Kidul. Menadapat tugas penting tersebut, Dewi Lanjar segera melaksanakannya tetapi karena kesaktian Raden Bahu Rekso, semua godaan Dewi Lanjar dan jin-jin tersebut dapat dikalahkan bahkan takhluk kepada Raden Bahu Rekso.

Dewi Lanjar yang tidak berhasil menunaikan tugas yang diberikan Ratu Kidul, memutuskan tidak kembali ke Pantai selatan, akan tetapi memohon izin kepada Raden Bahu rekso untuk tinggal di sekitar wilayah ini.

“Raden Bahu Rekso, aku Dewi Lanjar mengakui kehebatan dan kesaktian ilmumu. Aku mengaku kalah dan tunduk kepadamu. Aku tidak akan kembaali lagi ke pantai selatan karena aku telah gagal menjalankan tugas yang diberikan Kanjeng ratu Kidul kepadaku. Untuk itu bolehkah aku mengajukan satu permohonan kepadamu Raden bahu Rekso?” Tanya Dewi Lanjar.

“apa pernohonanmu Dewi Lanjar?” Tanya Raden Bahu rekso.

“aku mohon, engkau mengijinkanku untuk tinggal di sekitar wilayah tempatmu bertapa” jelas Dewi Lanjar.

“Boleh saja Dewi Lanjar kau bebas untuk mendiami daerah ini. Namun aku sarankan kau untuk menghadap Ratu Kidul dan meminta persetujuannya. Bagaimanapun juga ku adalah anak buah Kanjeng ratu kidul, alangkah baiknya niatmu ini jika mendapat persetujuan darinya,” nasehat dari Bahu Rekso.

Dewi Lanjar merasa senang mendengarnya, ia pun segera menghadap ratu Kidul untuk meminta izin.

“Wahai Kanjeng Ratu kidul yang hamba hormati, maafkanlah hamba yang tidak mampu menunaikan tugas dengan baik. Raden Bahu Rekso terlalu sakti bagi hamba, hamba tidak mampu menandingi kesaktiannya Kanjeng Ratu,” kata Dewi Lanjar.

“Dewi Lanjar, memang Raden Bahu Rekso memiliki kesaktian yang sangat tinggi. Ilmumu belum mampu menandinginya. Mungkin memang seharusnya aku sendiri yang harus menghadapinya. Aku sama sekali tidak menyalahkanmu dewi Lanjar,” kata Ratu Kidul.

“terimakasih atas pengertian Kanjeng Ratu kepadaku, akan tetapi hamba terlanjur malu telah mengecewakan Ratu untuk itu bila Kanjeng Ratu berkenan, hamba ingin memohon sesuatu kepada Kanjeng Ratu,” lanjut Dewi Lanjar.

“Apa permohonanmu Dewi Lanjar” Tanya Ratu Kidul.

“hamba, memohon izin kepa Kanjeng Ratu, agar menyetujui keinginan hamba untuk dapat bertempat tinggal di Pekalongan.” Kata Dewi Lanjar.

“tentu saja Dewi Lanjar, aku tidak akan mempersulitmu. Aku menyetujui keinginanmu. Tinggalah engkau di Utara Pantai Jawa disebelah sungai Slamaran,” kata Ratu Kidul.

“Oh.. terimakasih Kanjeng Ratu, hamba betul-betul berterimakasih,” kata Dewi Lanjar dengan Girang.

Sejak itulah Dewi Lanjar tinggal di kawasan pantai Utara Jawa, dan mendirikan Keratonnya disana. Konon letak Keraton Dewi Lanjar terletak di Pantai Pekalongan disebelah sungai Slamaran.