Gunung Semeru terletak di kawasan Taman
nasional Bromo Tengger Semeru. Lumajang jawa Timur. Gunung Semeru memiliki
ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut. Gunung ini merupakan salah satu
gunung yang masih aktif. Hingga dipertengahan 2008. Gunung semeru masih
mengeluarkan guguran lava dan awan panas.
Pada zaman dahulu, terjadi peristiwa yang
meresahkan rakyat di pulau Jawa. Rakyat di ujung Barat Pulau jawa resah karena
merasakan tanahnya kian tenggelam, sedangkan rakyat di sebelah timur merasa
tanahnya kian terangkat naik.
Penyebabnya adalah beratnya Gunung Mahameru
di jawa bagian barat. Hal tersebut tentu membuat Batara Guru resah. Beliau
kemudian mengumpulkan para desa yang tinggal di Suralaya di puncak Gunung
Mahameru, untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut.
Batara Guru segera memanggil dewa. Dalam
waktu sekejab Dewa Dharma, Dhewa Indra, Dewa Wisnu, Dewa Surya dan dewa-dewa
lainnya telah menghadap Batara Guru.
“Gunung Mahameru harus dipindahkan dari
sini!” ucap Batara Guru.”Pulau jawa bagian Barat semakin lama semakin
tenggelam, sedang bagian Timur semakin Naik.
Berita akan dipindahkannya Gunung Mahameu itu
tersebar luas di bumi. Para raksasa yang berada di hutan lebat sebelah Timur
pulau Jawa tidak senang. Karena itu para raksasa mengadakan pertemuan di Hutan
Blambangan Banyuwangi untuk memutuskan tindakan apa yang akan diambil.
Waktu telah tiba, Batara Guru memerintahkan
para Dewa mengangkat Gunung Mahameru. Dengan kesaktian yang dimiliki, sambil
melayang-layang diudara para dewa mengangkat Gunung Mahameru.
Namun semakin lama para dewa merasakan beban
semakin berat. Apalagi perjalanan yang ditempuh sangat jauh. Karena berat dan
besarnya gunung itu, di tengah perjalanan banyak bagian gunung yang lepas.
Bagian Gunung itu lalu menjadi gunung Ceramai di jawa barat, gunung Slamet,
Gunung Sumbing, gunung Merapi, dan Gunung Lawu yang semuanya ada di jawa
tengah. Di dekat ceceran gunung yang terakhir para dewa dihadang grombolan
raksasa. Raksasa itu menawarkan bantuan untuk mengangkat gunung tersebut.
Mulanya ragu-ragu, namun akhirnya memperbolehkan.
Memang benar para dewa tidak merasa berat
lagi, akan tetapi tidak lama dan belum jauh dari gunung Lawu, para dewa merasa
beban semakin berat dan bertambah berat. Gunung itu jatuh lagi sebagian dan
menjadi gunung baru. Namanya gunung Wilis di jawa Timur.
Para dea mengeluh tetapi tetap terus
melanjutkan perjalanan. Tak lama sebagian gunung jatuh lagi dan menjadi gunung
Anjasmoro. Belum jauh terjatuhlah lagi dan menjadi gunung Penanggungan atau
disebut juga gunung Welirang. Para dewa semakin berhati-hati agar tidak ambrol
lagi, tapi kali ini semakin banyak yang jatuh dan membentuk gunung yang besar
dan tinggi. Namanya gunung Arjuna.
Batara Guru merasakan beban para dewa yang
berat itu. Ia memerintahkan para dewa untuk berhenti dan memeriksanya. Betapa
terkejut dan marah Batara Guru setelah tahu yang menyebabkan gunung itu
bertambah berat adalah ulah para raksasa yang bergelantungan dibawah gunung.
Kemudian Batara Guru mengutuk raksasa tersebut menjadi binatang penghuni hutan
rimba.
Setelah itu para dewa melanjutnkan
pekerjaanya mengangkat gunung Mahameru. Batara Guru dibantu Batara Narada
mencari tempat yang cocok. Ketika sudah mendapatkan tempat yang cocok, Batara
Guru memerintahkan para Dewa menurunkan gunung Mahameru. Tempat yang dipilih di
dekat kota Malang.
Bumi bergeter ketika dewa-dewa meletakkan
gunung Mahameru. Rakyat Pulau Jawa bagian Timur bersuka ria. Apalagi tanah di
situ perlahan-lahan turun akibat beban gunung mahameru. Batar Guru berdiri di
puncak Gunung Mahameru. Ia merasakan Gunung Mahameru tidak setinggi dan sebesar
ketika berada di ujung Barat Pulau Jawa. Ya, karena banyak dari bagian-bagian
Gunung Mahameru yang bercecer di sepanjang jalan dan membentuk gunung baru.
Tapi kini keadaan pulau jawa Imbang.
No comments:
Post a Comment