Jenis-jenis Puisi Lama
Puisi lama dapat dibedakan menjadi empat belas
jenis, antara lain:
- Pantun
(aturan/susunan kata);
- Karmina
(Pantun kilat yang terdiri atas dua larik);
- Pantun Berkait;
- Talibun (layaknya
pantun tapi satu bait terdiri atas enam atau lebih larik asalkan genap);
- Seloka (pantun
yang berisi bidal);
- Gurindam
(pantun yang berasal dari india);
- Syair (pantun
yang berasal dari arab);
- Mantra (berasal
dari Indonesia dan Tertua) Mantra merupakan ucapan seseorang untuk
memohon sesuatu.
- Bidal (makna
kiasan berasal dari Indonesia);
- Matsnui
(berasal dari Persi-Arab) berisi pujaan terhadap orang-orang besar atau
perbuatan yang dianggap penting. Setiap larik matsnui terdiri atas sepuluh
sampai empat belas suku kata. Biasanya bersajak aa, bb, cc, dd. Ini berarti dua larik sama.
- Rubai
(berasal dari Persi-Arab) Rubai bernapaskan agama atau kepercayaan dan
terdiri atas empat larik, berirama aaba.
Banyak suku kata tiap larik tidak tentu.
- Gazal
(berasal dari Persi-Arab) Gazal terdiri atas delapan larik. Tiap larik
terdiri atas 20-22 suku kata. Tiap larik mempeunyai kata akhir yang sama. Dan berisi
masalah kebatinan yang tinggi.
- Kithah
(berasal dari Persi-Arab) Kitah merupakan puisi lama yang mempunyai
bentuk tidak teratur, bersifat keagamaan dan memberi nasihat.
- Nazam (berasal
dari Persi-Arab) Nazam terdiri atas dua belas larik. Banyaknya
suku kata tiap larik tidak jelas. Nazam berirama aa, bb, cc, dd, ee, ff. nazam berisi tentang hamba raja yang setia.
1 comment:
Terima kasih mas,, keterangannya lebih lengkap
Post a Comment