Legenda Pantai Karang Nini

Pantai Karang Nini terletak di Desa Emplak, Kecamatan Kalipucang, kurang lebih 83 km dari Kota Ciamis kea rah selatan. Wahana wisata Karang Nini adalah ogjek wisata alam yang merupakan perpaduan hutan dan pantai. Objek wisata ini dikelola oleh Perum Perhutani dan berada pada jalur wisata Ciamis Pangandaran. Jarak dari Bandung sekitar 200 km atau 80 km dari kota Ciamis. Ketinggian pantai ini dari muka laut sekitar 100 meter dengan suhu udara berkisar 24-30⁰ Celsius.

Alkisah, pada zaman dahulu, ada sebuah kampung yang bernama Emplak atau Karangtunjang. Di kampung tersebut tinggallah sepasang aki dan nini bernama Ambu Kolor dan Arga Piara yang hidup dalam ikatan cinta kasih abadi.
Mereka berdua saling menyanyangi dan mengasihi. Tidak pernah sekalipun keduanya bertengkar. Hidup mereka senantiasa rukun dan damai. Sejak keduanya masih muda sampai usia senja, kedua orang tua itu masih tetap saling menyanyangi.

Aki mempunyai kegemaran memancing di Laut. Ia sering menghabiskan waktu untuk memancing di Laut. Terkandang hingga senja hari, aki baru pulang. Ia selalu membawa hasil tangkapan ikan yang banyak. Memang, walaupun usia aki sudah tua, kemampuannya dalam memancing ikan tidak dapat diremehkan. Ikan hasil tangkapan Aki selalu dimasak oleh nini sebagai lauk pauk untuk mereka.

Pada suatu hari Aki pergi ke Laut mencari ikan. Namun saat senja telah berganti malam. Aki tak kunjung pulang. Si Nini menunggu di rumah dengan harap-harap cemas.

“Oh.. Aki.. mengapa kau belum juga pulang, padahal hari telah malam. Apakah kau belum juga mendapat ikan, sehingga masih berusaha memancing. Atau jangan-jangan telah terjadi sesuatu terhadapmu. Oh.. Aki.. cepatlah pulang…” ujar si Nini dengan cemas.

Nini yang tidak sabar menunggu, akhirnya berangkat mencari Aki ke tepi pantai, ia meminta bantuan para tetangga untuk ikut mencari Aki. Di sepnjang tepian pantai Suara Nini hilang ditelan gemuruh ombak. Karena tak ada harapan, para tetangga akhirnya pulang ke rumah masing-masing. Tinggalah Nini sendirian di tepi pantai.

Nini betul-betul sedih, ia sangat khawatir dengan keadaan Aki. Nini ingan sekali bertemu Aki, ia tidak peduli sekalipun kalau Aki sudah meninggal di telan Ombak. Ia ingan jasad Aki dapat ditemukan sehingga dapat dikuburkannya dengan layak. Namun apa daya, Nini tidak dapat menemukannya.

Dengan kesaktian yang dimilikinya Nini memohon kepada sang Ratu Laut Selatan Nyi Roro Kidul, agar dapat dipertemukan kembali dengan sang kekasih.

“Wahai Kanjeng Ratu Roro Kidul, penguasa laut Selatan, tolonglah hamba Kanjeng Ratu” kata Nini.

“Apa yang kau inginkan Nini Tanya Ratu Roro Kidul.

“Wahai Kanjeng Ratu, suami hamba yang sangat hamba cintai telah hilang di pantai selatan, hamba mohon, dengan kekuatan yang Ratu Miliki, pertemukanlah hamba dengan suami hamba. Hamba tidak peduli bagaimana wujudnya, hamba akan menerimanya dengan suka cita,” pinta Nini sambil menangis.

“baiklah Nini, aku akan mengabulkan permohonanmu. Lihatlah kearah Pantai, disana akan muncul sebongkah karang. Dialah suamimu Nini. Terimalah Karang itu sebagai perwujudan jasad suamimu yang telah mati di pantaiku.” Kata Ratu Roro Kidul.

Seketika itu munculah sebuah karang dalam keadaan mengambang. Sebagai perwujudan jasad Aki. Sekarang Batu Karang tersebut dinamakan Bale Kambang. Siapapun orang yang berdiri diatasnya akan terasa bergoyang-goyang.

Nini sangat terkejut dan menangisi jasad Aki yang menjadi batu karang. Sebagai bukti cinta Nini ke Aki, Nini tak mau beranjak pergi dan memohon kembali kepada Kanjeng Ratu Roro Kidul agar dirinya selalu berdekatan dengan Aki.

Permohonan itu dikabulkan, dan beberapa lama kemudian Nini pun menjelma menjadi batu karang yang persis menghadap kea rah Bale kambang dan kemudian orang menamakannya Karang Nini.

Sampai berabad-abad kemudian, dua batu karang yang berhadap-hadapan itu tetap kokoh dan menjadi symbol cinta dan kesetiaan. Hanya saja karena sambaran petir tepatnya pada tahun 1918 kepala Nini putus dan menyisakan bagian yang sekarang kita nikmati.